HARI Raya Idul Adha atau hari raya kurban merupakan hari besar keagamaan yang selalu dinantikan oleh umat Islam di seluruh dunia. Hari raya yang jatuh setiap tanggal 10 Dzulhijah ini dirayakan dengan menyembelih kambing, sapi, domba, dan unta.
Dzulhijah merupakan salah satu bulan yang istimewa dalam kalender qamariyah. Bukan tanpa alasan Idul Adha dirayakan dengan menyembelih hewan kurban.
Sejarah Idul Adha diawali dengan mimpi yang datang kepada Nabi Ibrahim. Dalam mimpinya, Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah untuk menyembelih anaknya sendiri yaitu Nabi Ismail. Padahal, Nabi Ibrahim baru saja mendapatkan keturunan setelah sekian lama menanti kehadiran sang buah hati. Namun, Allah justru memerintahkan dirinya untuk menyembelih anaknya sendiri.
Nabi Ibrahim pun bersedih dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Allah memerintahkan untuk menyembelih Nabi Ismail bukanlah tanpa alasan. Sebenarnya, Allah sedang menguji kesabaran dan ketakwaan yang dimiliki Nabi Ibrahim.
![](https://img-z.okeinfo.net/library/images/2018/08/21/og0i1afrae9qayrhw0vg_20795.jpg)
“Nabi Ibrahim bermimpi yang berupa wahyu dari Allah untuk menyembelih anaknya, yaitu Nabi Ismail. Namun, arti dari mimpi tersebut sebenarnya ialah Allah ingin menguji Nabi Ibrahim untuk mengetahui sejauh mana kesabaran dan ketaatan Nabi Ibrahim terhadap Allah,” terang Ustadz Fauzan Amin saat dihubungi Okezone pada Selasa (21/08/2018).
Sebelum diberi mimpi, Nabi Ibrahim pernah berjanji pada Allah, apapun yang diperintahkan Allah akan ia jalani termasuk menyembelih putranya tersebut. Sehingga, Allah pun benar-benar menguji ketaatan iman Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim pun akhirnya memutuskan untuk menaati perintah yang diberikan Allah yaitu menyembelih buah hatinya Nabi Ismail. Nabi Ismail pun siap untuk memenuhi perintah Allah.
Ketika proses penyembelihan, tiba-tiba Allah mengganti Nabi Ismail dengan seekor kambing. Tempat kejadian penyembelihan Nabi Ismail terletak di Mina, Makkah.
“Tempat penyembelihan Nabi Ismail ada di Mina, sekarang ditandai dengan sebuah batu atau tugu yang dicat berwarna putih,” Kata Ustadz Fauzan.
“Tempat ini hanyalah sebuah lambang dari tempat yang dipilih oleh Nabi Ibrahim pada waktu itu,” tambah Ustadz Fauzan.
Posting Komentar
Posting Komentar