Kutip Hadis Nabi, Biden Joe Inginkan Sekolah Di AS Ajarkan Iman Islam

Calon presiden (capres) Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Joe Biden, dalam pidatonya sempat menggunakan Kutip Hadis Nabi Muhammad SAW dan ia juga berharap sekolah-sekolah di Amerika Serikat mengajarkan lebih banyak tentang Islam. Sambil mengutip hadis Nabi Muhammad, bekas wakil presiden era Barack Obama memuji Islam sebagai agama yang agung.

Video pidato Biden itu diunggah dalam akun Youtube surat kabar AS, The Hill pada Selasa (21/7/2020). Biden berjanji jika terpilih dan berkantor di Kantor Oval Gedung Putih, dia akan menandatangani undang-undang kejahatan rasial dan menunjuk staf Muslim.

“Saya ingin bekerja dalam kemitraan dengan Anda untuk memastikan suara Anda termasuk dalam proses pengambilan keputusan, saat kami bekerja untuk membangun kembali bangsa kita,” kata Biden dalam acara virtual yang diselenggarakan oleh Emgage Action, sebuah komunitas muslim (Political Action Committee/PAC) yang terbesar di AS.

Pernyataan Biden muncul setelah beberapa pemimpin Muslim-Amerika terkemuka mendukungnya sebagai presiden.

“Suara pilihan Anda adalah suara Anda, suara Anda adalah suara pilihan Anda,” ujar Biden.

“Suara Muslim Amerika penting … tapi kita semua tahu bahwa suara Anda tidak selalu dikenali dan diwakili. Itu hak Anda sebagai warga negara,” sambungnya.

Di penghujung pidatonya, Biden kemudian mengutip hadis Nabi Muhammad SAW. Hadis itu tentang pentingnya melawan kemunkaran.

Sembari memuji Islam sebagai salah satu agama yang agung, Biden mengatakan kepada para peserta kampanye “Million Muslim Votes” bahwa dia berharap sekolah-sekolah AS mengajarkan lebih banyak tentang Islam.

“Salah satu hal yang saya pikir penting, saya berharap kami mengajar lebih banyak di sekolah kami tentang iman Islam,” katanya, yang menyalahkan Presiden Donald Trump karena “mengipasi api kebencian”.

“Sebuah hadis dari Nabi Muhammad memerintahkan; ‘Siapa pun di antara Anda melihat kesalahan, biarkan dia mengubahnya dengan tangannya’,” kata Biden dalil tersebut. “‘Jika dia tidak mampu, maka dengan lidahnya. Jika dia tidak bisa, maka dengan hatinya’,” lanjut kutip hadis Nabi Muhammad yang disampaikan Biden.

Capres berusia 77 tahun ini berjanji akan mencabut larangan bepergian (travel ban) yang sudah tiga tahun diberlakukan pemerintahan Trump. Biden akan mencabut larangan itu terutama yang menargetkan negara-negara mayoritas Muslim. Dia menyebut kebijakan Trump itu sebagai tindakan keji.

“Jika saya mendapat kehormatan menjadi presiden, saya akan mengakhiri larangan (bepergian) Muslim pada hari pertama, hari pertama,” katanya.

Perintah eksekutif Trump tentang travel ban, yang sering disebut sebagai “larangan Muslim”, diberlakukan segera setelah dia menjabat presiden pada Januari 2017. Larangan itu membatasi kunjungan orang-orang yang bepergian ke AS yang berasal dari Iran, Libya, Somalia, Suriah, Yaman, Korea Utara, dan Venezuela.

“Komunitas Muslim adalah yang pertama kali merasakan serangan Donald Trump terhadap komunitas Hitam dan Coklat di negara ini dengan larangan Muslim-nya yang keji,” imbuh Biden, seperti dikutip AP, Rabu (22/7/2020).

Mengecam perlakuan Trump terhadap minoritas agama, Biden berjanji untuk menunjuk personil Muslim dalam pemerintahannya dan bekerja dengan Kongres untuk mengesahkan undang-undang kejahatan rasial yang terhenti jika terpilih sebagai orang yang berkantor di Oval Office Gedung Putih pada bulan November mendatang.

Biden akan menghadapi Presiden Donald Trump, kandidat pertahana dari Partai Republik, dalam pemilihan presiden 3 November 2020. Sejauh ini, mantan wakil presiden tersebut memimpin survei nasional.

Jika Trump kalah dalam pemilihan presiden November nanti, dia akan menjadi presiden satu periode seperti nasib George H.W. Bush yang dikalahkan Bill Clinton pada 1992.

Biden adalah penantang Donald Trump dalam Pilpres AS November mendatang. Biden sejauh ini telah meraih keunggulan sementara 15 poin atas Presiden Donald Trump. Hasil ini berdasarkan survei nasional terbaru yang dilakukan oleh Universitas Quinnipiac.

Seperti dilansir dari CNN, Kamis (16/7/2020) mayoritas pemilih terdaftar (52%) menyatakan bahwa mereka akan mendukung Biden dalam pemilihan presiden mendatang, dengan 37% dukungan untuk Trump. Selisih margin ini lebih besar daripada jajak pendapat Quinnipiac Juni lalu, ketika 49% mendukung Biden dan 41% mendukung Trump.

Related Posts

There is no other posts in this category.

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter